SEBERMULA (DI BAWAH) POHON
SEBERMULA
(DI BAWAH) POHON
![]() |
Koleksi: Akun Medium Anthony Ford | 2017 |
SELAIN penting sebagai ekosistem lingkungan, pohon amat penting bagi sejarah (umat manusia).
Bukan sekedar kata ‘sejarah’ yang
diserap dari bahasa Arab, yakni sajaratun,
yang berarti pohon. Melainkan banyak peristiwa sejarah yang beririsan dengan
keberadaan pohon.
Misalnya cerita Newton yang ketiban
buah apel saat sedang membaca buku di bawah pohon—dari sanalah kemudian Hukum
Newton bermula, sebuah titik pijak utama ilmu fisika dan matematika modern dan
terus berkembang hingga topik kuantum; atau cerita Pangeran Sidharta yang kabur
dari istana dan semedi 49 hari di bawah pohon Bodhi untuk kemudian menjadi seorang (laku) Budha, bahkan kini
dianut oleh lebih dari 520 juta manusia atau sekitar 7 % dari populasi manusia
di bumi; atau Raden Wijaya yang kabur dan bersembunyi di bawah pohon Maja saat
dikejar pasukan Singosari, dari sana impian mendirikan kerajaan (Majapahit)
bermula, sebuah kerajaan yang tercatat sebagai pusat kerajaan agraris sekaligus
maritim dan menjadi kerajaan terbesar terakhir yang pernah ada di dNegeri di
Bawah Angin; atau juga pasukan Nippon saat menduduki wilayah Indonesia dan
memerintahkan rakyat Jawa untuk menanam pohon Jarak di pekarangan rumah, untuk
pelumas militer Nippon memenangkan Perang Pasifik Raya 1943-1945.
Masih banyak lagi cerita sejarah yang
bersinggungan dengan/di (bawah) pohon. Percayalah.
Begitu juga yang kerap saya rasakan
langsung. Bahwa (di bawah) pohon menjadi satu titik penting di mana akhirnya
sejarah terjadi. Setidaknya sejarah bagi hidup saya. Misalnya semasa studi di
Rawamangun, kami memiliki tempat yang biasa digunakan untuk ngopi, leyeh-leyeh dan sesekali diskusi—kami
menyebutnya Di Bawah Pohon Rindang, atau DPR.
Bukankah menuliskan sesuatu hal
(termasuk apa yang sedang Anda baca ini!) sejatinya adalah upaya menciptakan
sejarah? Untuk terus diingat dan dipelajari, baik-buruknya, sebagai didaktis
genarasi-generasi selanjutnya?
Saya percaya, Bapon
(akronim; Bawah Pohon) sudah dan sedang memulai.
Tinggal bagaimana kami menjalankannya.
Pilihannya; diingat dan dikenang sebagai pahlawan atau pecundang.
Meski sejarah tidak sehitam-putih
demikian. []@cheprakoso
Jatikramat, 2018
Komentar
Posting Komentar