TUA

TUA

Koleksi: Adventure Time Wiki

SELAIN nyebelin, indikasi seseorang telah menjadi tua ialah terlampau banyak pertimbangan saat ingin melakukan sesuatu. Bahkan untuk sekedar bolos. Karena 'malas adalah hak' tinggal slogan di masa muda.

Pada akhirnya kita akan segera tahu, bahwa usia hanyalah deret ukur waktu yang lekas membuat tak berdaya. Usia—dan lebih tepatnya waktu—enggan mendengar pertanyaanmu; dan tunjukkan cara untuk ceria. Itulah saya berusaha menghindari frase 'membunuh waktu'—karena kau tidak mungkin membunuh waktu, kan, bisa saja waktu yang membunuhmu.

Mungkin saya sudah menjadi tua. Meski saya berharap enggak nyebelin-nyebelin amat dan masih berani untuk bolos.

Di titik itulah saya direkomendasikan buku berjudul The Hundred-Year-Old Man Who Climbed Out of The Window and Disappeared (2015) karya Jonas Jonasson. Tentang seorang lelaki paruh baya yang kabur dari Rumah Lansia dengan melompat dari loteng saat malam ulang tahunnya yang ke-100. Kemudian ia keliling negaranya, Swedia.

Omong-omong Swedia dan (menolak) tua, saya punya ketertarikan khusus terhadap negara Skandonavia. Dari informasi yang saya peroleh, hidup di Skandanavia begitu nyaman dan menyenangkan; jam kerja rendah, tuntutan produktivitas rendah, fasilitas publik memadai, suasana lingkungan yang mendukung, hidup tenang dan santai, anak-anak tumbuh dengan pendidikan yang baik, dan hal-hal yang saya bayangkan ideal.

Jika surga, Jannah dalam bahasa Arab ( جنّة‎‎ ) berarti kebun, maka negara Skandinavia ialah pelaponnya—itupun jika kau percaya bila lokasi surga ada di bawah tanah, bukan di salah satu planet tatasurya.

Tapi salah satu alasan Allan Karlson, si lelaki paruh baya dalam novel The Hundred-Year-Old Man Who Climbed Out of The Window and Disappeared itu ialah kebosanan. Hidup menjadi tua di Swedia dan tetap juga bosan.

Hmm, perihal kebosanan—jika dunia artinya fana dan surga abadi, apakah kau masih memanjatkan doa untuk dihindarkan dari siksa api neraka? [] @cheprakoso

Jatikramat, akhir 2018